Monday, November 23, 2015
Aku Diperawani Bos ku
“Ahhhh ….” Aku hanya bisa mendesah pendek karena kesal saat suamiku
sudah berejakulasi padahal penetrasinya baru berjalan kurang dari dua
menit saja, sedangkan aku sendiri baru mulai menikmati persetubuhan ini.
Seharusnya aku bisa maklum karena ini adalah pengalaman pertama bagi
suamiku yang baru melangsungkan pernikahan denganku. Sedangkan aku sudah
lebih dari empat tahun mengenal seks dan secara rutin berhubungan
badan. Sehingga dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu suamiku
memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku. Tentu saja suamiku bahkan
keluargaku sendiri tidak pernah tahu mengenai pengalaman seksku selama
ini karena dari penampilan dan aktivitasku sehari- hari terlihat
biasa-biasa saja. Hal itu dimungkinkan karena aku hanya berhubungan
badan dengan orang yang sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan
alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan tidak adanya pendarahan saat
malam pertama. Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah
perusahaan pelayaran kapal barang. Umurku waktu menikah adalah 28 tahun,
tapi aku kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat aku berkerja
sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini
adalah ceritaku mengenai pengalaman seksku yang pertama. ——– oo0oo ———
Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini,
karena mulai besok beliau akan digantikan oleh orang baru yang dipilih
oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat promosi dari kepala cabang di
Bandung menjadi direktur di Jakarta. Padahal aku belum sampai dua bulan
bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi
dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss
baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena
karyawan lainnya rata-rata 10 tahun lebih tua. Calon boss yang baru
juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari serah terima de
facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata
boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan
yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak
Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua
anak ; seorang putri dan seorang putra. Pak Yanto ternyata membawa gaya
kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam
bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual
sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work. Semua
karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss baru
tidak segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris akupun
banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku adalah
karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya aku
punya paling banyak kesempatan untuk belajar . Pelahan-lahan mulai
muncul rasa kagumku pada pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan
jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan
karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama
karyawan wanita, pak Yanto sangat santun kepada wanita baik itu
karyawannya maupun bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak
Yanto karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau. Kombinasi rasa
hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan
beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang bersikap agak
manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun aku mulai
melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku.
Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di
kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan
pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena
urusan kantor. Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak
sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir
acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan
peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka
berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai
wanita satu- satunya dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi
bulan-bulanan yang cenderung melecehkan. Untung saja pak Yanto segera
melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal
karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan
untuk melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Yanto
dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami
manfaatkan untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke
hal-hal yang agak pribadi. “Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak
Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?” “Lho … kenapa ga langsung pulang ? ”
Kataku keheranan “Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau
malam minggu seperti sekarang ?” “Saya sudah tanggung nih ijin pulang
malam ke istriku untuk nemenin orang- orang tadi” jelas pak Yanto “Kalau
begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk
antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut
bepergian dengan suami orang. “Okay … Jadi malam ini kita akan malam
mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum. Malam itu kami
seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba canggung
tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga langsung
bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi
pipiku setiap ada kesempatan. Menjelang tengah malam pak Yanto
mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman
bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.
Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam
bersama bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku.
Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu
cinta terlarang. Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan
beberapa pria yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku
jadikan teman dekat sampai mereka menjauh sendiri. Sejak hari itu pak
Yanto selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari
pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadang-kadang
kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di
bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami
sudah “jadian”, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman bibir
dengan permainan lidahnya. Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai
di remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan
hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung
ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku.
Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku
yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau
remasannya diselingi permainan jari- jarinya pada putingku. Tidak puas
dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap vaginaku
kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini aku sempat
menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya,
tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar celana
dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku. Walaupun awalnya
ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan
beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.
“Bapaaaa… Tini sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat
mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh
kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup
dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari
diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana
dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan
sangat lengket. Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu
melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan
beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa membuat
bajuku berantakan. Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami
hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu
… Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada minggu ini aku
hanya hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang
rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku
menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku
menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan
dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi
kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong. Hari Sabtu pagi
aku sudah tak sabar menunggu pak Yanto di rumahku, ada perasaan senang
di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa
khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan
rasa kangen yang amat sangat kepada pak Yanto, padahal baru kemarin kami
bercumbu di mobil saat diantarnya pulang. Akhirnya beliau datang juga
dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan
kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya
beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi
kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara
atau teman yang tiba-tiba datang berkunjung. Setelah mengunci pagar dari
arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk
pak Yanto yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya
di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh
kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa
melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di
karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di atas
bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang. Setelah puas
melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku
kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini
telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah
bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju. Setelah aku tunggu beberapa
saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi
setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri
mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto
sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku
ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama
bertelanjang dada sekarang. “Tini, aku baru sadar ternyata besar sekali
payudara kamu !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan sekedar besar tetapi
benar-benar hampir bulat sempurna dengan letak putting di
tengah-tengah” “Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku
tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan
di keluargaku payudaranya memang besar- besar, bahkan ukuran payudaraku
masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka. “Saya suka sekali,
terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya
saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau
dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil” “Tapi yang jelas payudara
kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat
selalu membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi” Sambil bicara
pak Yanto mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua tangannya
kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya
ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting
payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara
bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting
payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang. “Ahhhh…
ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang
susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba- tiba. Posisi
tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa
lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, aku
mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang
keluar di sana. “Bapaaaaa …. TIni sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti
biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Yanto
mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi
sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai
celana jeans ? Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku
tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai isyarat
keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena
terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing
celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau
celana dalamku. Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar)
rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar.
Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik
celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas. Tidak
berhenti di sana, pak Yanto pun kemudian melepaskan celana dan celana
dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami
berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat. Tubuhku yang telanjang
berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada
bantal dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku sudah tidak
begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Yanto
segera mengelus-elus vaginaku seperti biasanya. Tanpa menunggu
lama-lama pak Yanto langsung menindih kemudian menciumi bibirku
sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang celana
dalam lagi. Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa
jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi
lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto menggunakan
jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang
vaginaku yang sudah semakin basah. “Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..”
jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto. Beliau kemudian beralih
menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian
membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang
menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina
juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga
vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah. “Ahhhh….bapa …ahhhh ….
Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi
kenikmatan. Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai
pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau
memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan
membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi
dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih
belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya … “Ga tahan pa … Tini
sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.
Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang
kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku
ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto malah bangun
dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk
membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku
dipentangkannya lebar- lebar dan tanpa ragu-ragu beliau langsung
memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala
bossku itu ada diselangkanganku. “Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh
…..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget dan ingin bertanya apa
yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap
lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.
Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari
menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-kadang
ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang
walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar
biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti
tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas- remas rambut bossku
dengan gemas. Pak Yanto seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang
semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan
mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar
mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar
dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat. “Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga
tahan… bapa …Tini ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan
badan hampir melenting karena nikmatnya. Pada saat nafasku masih memburu
dan tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Yanto
kembali pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku.
Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan
kanannya seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada
vaginaku. Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku
hanya pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta
memandikan mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku
yakin “benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri.
Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol,
tapi naluriku mengatakan bahwa pak Yanto sekarang sedang berniat
menyetubuhi aku. Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal
karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku yang sedang kosong supaya
kami bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena
tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja
sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya
mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual
dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.
Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada
tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya
bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit
banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto
juga kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan
gerakan berputar seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang
setahuku sangat sempit. “Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah
mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan gerakan
tangan kanan beliau. Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Yanto
tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan
penis pak Yanto tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang
vaginaku. Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan saat
memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh… bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya
bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk
berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa
meremas-remasnya saat merasa sakit. BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya
akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah
“siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang dilakukan tadi. “Sakit ya
sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah
posisi penisnya dalam liang vaginaku. Aku hanya mengangguk perlahan dan
tanpa terasa ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang
terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan
mengelus- elus rambutku yang panjang dan tebal. “Uuuuhhhhhh ….” Aku
kembali mengeluh pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan maju
mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat
sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari
punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti
menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya. “
Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang
terdengar aneh saat pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil tetap
dalam posisi memelukku. “Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak
tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan
kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang
makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan
dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang
rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil
mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua
tanganku sekarang beralih meremas-remas pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan,
pak Yanto pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku. Aku
buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku
yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib
menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami
berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut
masing-masing. Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian melepas
pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.
“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto Aku coba
mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat
ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat pangkalnya saja
karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan
urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan
berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang sama aku lihat
juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak
Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam
pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna
kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit
kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga
bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan
dengan seksama. Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan
komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang
membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau
naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam
tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak Yanto memompa penisnya
makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.
“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa …
nii… iii..kk… mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee… kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku
jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku. CROK … CROK
…CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang
ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari
cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh
penisnya pak Yanto sampai berbuih- buih. Badan kami kurasakan mulai
berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak
Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama kemudian keringat pak
Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan
keringatku sendiri . CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin
keras Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi
gelombang nikmat yang makin lama makin besar seolah-olah tidak aka nada
batasnya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh pak Yanto mulai bergetar,
pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya. “TINNNIIII …. Saya mau
keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.
Kurasakan pak Yanto menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak
berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu
seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku.
Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut
melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan. “Bapppaaaaa …
Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan
kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Yanto berhenti.
Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya
menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto
tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau erat-erat
sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat
kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.
“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan
setengah berbisik ditelingaku. AKu hanya mengangguk pelan sambil
tersenyum kepada beliau. “Sekarang bapa sudah mencicipi milik Tini yang
paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang
dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto. “Tapi sebagai
gantinya tadi Tini sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku
“Jadi Tini sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima
kasih” Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil
memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga
tertunduk malu. Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan
ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Yanto
menarik penisnya keluar. Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke
halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di
sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya
sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya. ——– oo0oo ——— Hari
itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu
waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar
mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami
selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh. Dalam
persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan
kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes
penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu
persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut.
Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya
beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak
meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya. Menjelang malam pak
Yanto akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku
sepanjang hari tadi. Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena
untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan
untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi,
tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali aku di kantor minta
di setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan
berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor
atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir
ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung
pula persetubuhan yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami
parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap. Pak Yanto tidak pernah
menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa
kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa membawa persediaan kondom
yang memadai tanpa ketahuan istrinya. Tapi nafsu berahiku yang terlalu
tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap
disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta
bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan
ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto untuk mencabut
vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga
sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku. Akibatnya dua
bulan kemudian aku dipastikan hamil ! Rasa bersalah membuatku tidak
berani langsung membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku
semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui juga setelah beliau
merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal
biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin
membesar. Karena kandunganku yang mulai besar, pak Yanto membawaku ke
dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut
mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda
beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis
memang … Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan
membuat Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua
tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks
kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu
demonstratif yang membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya adanya
hubungan istimewa diantara kami. Akhirnya untuk mencegah kecurigaan
orang-orang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan
lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto
merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan
perusahaan kami. Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan
beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau
datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadang-kadang
pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu
tentunya. Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Yanto tanpa
status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang
inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto
keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya
setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang
bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku
tetap bersedia bersetubuh dengan beliau. Aku memang tidak pernah bisa
melupakan mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah
merengut keperawananku, tapi karena aku memang mencintainya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Ini ceritaku entah berapa bulan lalu ketika sore aku aku sedang menghabiskan waktu selepas bekerja disebuah mall dijakarta. Penat bekerj...
-
Saya punya pengalaman sewaktu di massage oleh mas R,maaf saya posting pengalaman kami ya mas.. saya lihat millis ini makanya saya ingin se...
-
Kisah ini terjadi pada waktu aku duduk dipertengahan kelas 3 SMA dulu. Waktu itu nilai-nilai pelajaranku terutama matematika, fisika dan k...
-
Aku tugas ke kota Semarang untuk ngurusin kerjaanku, aku ngebut ngerjain kerjaan sampe ampir gak tidur supaya kerjaan cepet beres dan aku...
-
Cerita Sex . Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada ...
No comments:
Post a Comment