Suatu hari dimana aku sudah janji pada tanteku untuk menjaga
rumahnya, dibilang tante tapi bodynya masih istemewa kayak artis
sinetron, panggilannya Tante Rafa mempunyai tinggi 169 cm dengan payu
dara saya taksir 34B, aku sering maen kerumah tante Rafa, karena sering
disuruh unutk menemani karena suaminya sedang ditugaskan di luar pulau
Tante Rafa mempunyai 2 orang anak perempuan semua. Pertama namanya
Dini dia sudh kelas 2 SMA dengan wajah cantik seperti mamahnya, ukuran
payudaranya juga hampir sama dengan tente Rafa, sedangkan yang ke kedua
namanya Fifi dia masih kelas 3 SMP, Tiga wanita cantik dan seksi yang
suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan
ceritakan pengalamanku dengan tante Rafa di kamarnya ketika suaminya
sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Rafa. Setelah
perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor
di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah,
begitu juga tante Rafa belum berangkat kerja.
“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Prasta. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Pras, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih.
Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil.
Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta
diantar.
“Daag Mas Prasta, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Rafa.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil
porsi tukang dan melahapnya. Tante Rafa masih mandi, terdengar suara
guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima
menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan
makanku.
Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi,
sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku
matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku
ke lubang kunci.
Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus
dan putih tante Rafa tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat
agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.
Ternyata tante Rafa sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut
digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus
payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan
kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Rafa ini
sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke
tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi.
Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh
molek tante Rafa, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante
Rafa berhubungan badan denganku.
“Lho Pras, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu.
Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.”
Tiba-tiba suara tante Rafa mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Rafa sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu
cuma sekedar guyonan. Setelah tante Rafa berangkat kerja, aku sendirian
di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku
dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Rafa sudah
berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil
dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang
90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan
alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu
alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante,
dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante
jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P
mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Prasta tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Prasta ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.
Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit.
Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka
lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai
rambutnya.
Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang
terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap
terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra
warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi
salah tingkah.
“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Prasta ya.” Aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Prasman, nggak salahkan kalau Prasman pingin pegang ini..!”
Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di
atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Pras.” tante Rafa merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang
tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik,
aku berada di atas tubuh tante Rafa. Tangan kiriku semakin berani
meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab.
Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian
tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan
berhenti di tonjolan yang keras.
“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante
Rafa ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa
aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante
terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang
terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan
ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja
sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Rafa sampai sejajar dengan kepalaku, kami
berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama
tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante
Rafa.
Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil
melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan
duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup
rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Pras, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Pras, terus Pras.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau
pula omongan tante Rafa. “Ahh..Pras..shh..Prasr aku mau keluar.” tante
mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat
vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Pras. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu.
Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?”
dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu
dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit
tante berhenti mengocok.
“Pras, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat
juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu
dari Mr.Pku.
Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku
tanggap dengan bahasa tubuh tante Rafa, lalu turun dari tempat tidur.
Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian
kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.
Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai
menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri
dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante
basah, tante melebarkan kedua pahanya.
Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung
Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini
membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Pras, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.
Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Rafa, ujung
kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi
hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan
aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca
cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan
merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Pras, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Prasman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah
tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan
pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan
ke depan. Vagina tante Rafa ini masih kencang, pada saat aku menarik
Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Rafa semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Pras tante nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan
dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih
menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi
memangku tante Rafa, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian
aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.
“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Pras, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Pras.. ahh” tante juga meracau.
Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan
semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami
berciuman dengan mesra.
“Pras, kamu hebat.” puji tante Rafa.
“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
“Pras, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Pras, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.
Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali.
Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami
raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di
kamar mandi.
Itulah pengalamanku dengan tante Rafa. Ternyata enak juga bermain
dengan wanita yang berumur 40-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon
ajakan untuk berkencan dengan tante-tante. Rupanya tante Rafa
menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya, nikmat mana yang
kamu ingkari hehe..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Ini ceritaku entah berapa bulan lalu ketika sore aku aku sedang menghabiskan waktu selepas bekerja disebuah mall dijakarta. Penat bekerj...
-
Saya punya pengalaman sewaktu di massage oleh mas R,maaf saya posting pengalaman kami ya mas.. saya lihat millis ini makanya saya ingin se...
-
Kisah ini terjadi pada waktu aku duduk dipertengahan kelas 3 SMA dulu. Waktu itu nilai-nilai pelajaranku terutama matematika, fisika dan k...
-
Aku tugas ke kota Semarang untuk ngurusin kerjaanku, aku ngebut ngerjain kerjaan sampe ampir gak tidur supaya kerjaan cepet beres dan aku...
-
Cerita Sex . Bekerja sebagai auditor di perusahaan swasta memang sangat melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi kalau ada ...
No comments:
Post a Comment