pasang iklan

Tuesday, August 23, 2016

Threesome Saat Menunggu Hujan Reda

Diwaktu itu diluar hujannya sangat deras sekali membasahi kotaku, saat aku hendak mengambil minuman di kasir aku melihat 2 cewek gadis yang masuk ke warnet, mereka terlihat basah kuyup akibat kehujanan tadi, saat itu keduanya memakai baju yang tipis dan menerawang yang satu pakai warna putih dan satunya pakai warna biru dan memakai celana pendek.
Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu.
Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah.
Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang.
Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras.
Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.
Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa. Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Dira (baju putih) dan Bella (baju biru).
Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan seksi, Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi.
Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.
“Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Sherin ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.
“Saya bantu Mbak,” kataku.
“Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat.
“Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Sherin, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam.
Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.
“Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Sherin.
Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?”
“Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya..” katanya.
Kami bertiga mengikuti Mbak Sherin ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Sherin.
Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Sherin bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.
Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan 17Thn (ketika itu masih 17tahun.zip), aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri.
Dira dan Bella pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis.
Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Dira merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Bella pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku.
Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Dira membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Bella membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin.
Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.
Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Dira dengan nafsu yang sudah memuncak, Dira pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar.
Sedangkan Bella sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Bella dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Dira dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Bella mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu.
“Ouhh.. mmmhh.. yahhh..” aku mulai menikmati jilatan Bella pada kepala penisku. Dira pun jongkok di depanku dan menjilat telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Sherin keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain.
Sherin berlutut sambil membuka celana Dira. Setelah celana Dira lepas, dia mulai menghisap vagina Dira. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Dira mendesah. Tak lama kemudian Dira membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Sherin dan Dira menjadi “69″.
Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Bella dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Bella semakin membuatku bernafsu.
Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Bella, dan mulai menusukkan secara perlahan. Bella merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Bella mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya,
Setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan. “Ahhh.. ayo Sayang.. ohhh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Dira dan Sherin saling menggesek-gesekkan vagina mereka. “Auuhhh.. ooouuhh.. iyahhh.. yahh.. ssshh.. hhh..” desahan Bella berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.
Tak lama kemudian Bella mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Bella. “Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Dira sambil menciumi bibir Bella. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Dira setelah dia telentang. Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Sherin.
Tampaklah Bella dan Sherin tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Dira sampai akhirnya Dira sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar.
“Aahhh..” suara yang keluar dari mulutku dan Dira. Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Dira dan Bella. Sherin sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi.

No comments:

Post a Comment

pasang iklan