Mungkin tidak ada yang menduga kalau aku memiliki orientasi seks
menyimpang seperti ini. Di luar, aku hanyalah seorang gadis muda berumur
20 tahun yang biasa, yang kesehariannya kuliah di salah satu
universitas ternama di kota ini. Aku juga sudah punya pacar. Dengan
wajah cantik, tubuh indah dengan kulit putih mulus memang tidak sulit
bagiku untuk mencari pacar, bahkan banyak cowok yang mengejar-ngejar
diriku. Tapi ada satu hal yang tidak diketahui oleh siapapun, termasuk
oleh pacarku yang berpikir telah mengetahui segalanya tentang diriku.
Aku, seorang pengidap beastiality.
Awalnya aku sering membayangkan bagaimana rasanya bercinta dengan
hewan, khususnya anjing. Entah kenapa vaginaku jadi basah tiap kali aku
memikirkan hal itu. Hingga akhirnya ku putuskan untuk mulai mencobanya
karena saking penasarannya. Kebetulan di rumah aku memelihara dua ekor
anjing jantan yang badannya cukup besar.
Siang itu setelah pulang kuliah, ku putuskan untuk tidak mengenakan
pakaianku. Aku memang tinggal sendiri di rumah ini, orangtuaku tinggal
di kota lain, hanya sesekali mereka datang kemari. Dengan bertelanjang
bulat aku keluar kamar menuju halaman belakang di tempat anjing-anjingku
dikandangkan. Rencananya aku ingin memberi mereka makan, kemudian
memandikan mereka. Jantungku berdebar kencang memikirkan kalau aku akan
mandi telanjang bulat bersama anjing-anjingku yang besar-besar ini. Ku
buka pintu kandang itu, dengan segera mereka meloncat ke arahku, lalu
menjilati wajah dan tubuhku. membuat aku menjerit kecil dibuatnya.
Mereka memang sering bertingkah seperti ini, apalagi ketika waktunya
makan. Sekarang aku yang bertelanjang bulat sedang dikelilingi mereka,
sebuah sensasi yang luar biasa. Apalagi aku memikirkan kalau aku ini
adalah betina-betina mereka, membuatku semakin horni dibuatnya.
“Aw.. geli… iya-iya… kalian lapar yah? Bentar aku siapin dulu. Habis ini mandi yah” kataku berbicara pada mereka.
Tampak mereka kesenangan dengan lidah menjulur dan ekor
mengibas-ngibas. Saat mereka makan, aku juga iseng meletakkan makanan
anjing itu di tanganku, berharap mereka mau memakannya langsung dari
tanganku, dan ternyata mereka mau. Terasa sangat geli saat tanganku
bersentuhan langsung dengan lidah mereka. Tanganku yang putih mulus
sampai berlumuran air liur anjing-anjingku ini.
“Kenyang? Sekarang mandi yuk.. barengan sama Angel” ajakku setelah mereka selesai makan.
Aku bawa mereka masuk ke dalam rumah menuju kamar mandi. Ku nyalakan
shower, membiarkan tubuh telanjangku dan anjing-anjingku ini basah.
Sebuah pemandangan yang ganjil, seorang gadis yang cantik sedang
bertelanjang bulat dan basah-basahan bersama dua ekor anjing yang besar.
Keadaan kami yang basah-basahan membuatku semakin horni.
Saat mandi mereka tetap saja tidak mau tenang, terus saja
melompat-lompat kearahku berusaha menjilati wajahku. Aku juga akhirnya
menangkap badan mereka saat mereka melompat ke arahku, sehingga kini aku
jadi berpelukan dengan anjingku, membuatnya makin leluasa menjilati
wajahku hingga berlumuran liur mereka.
“Aduh… geli, iya-iya… jilatin aku deh sepuas kalian. Hihihi…” kataku
pasrah saja wajahku dijilati mereka. Lidahku juga ku coba keluarkan
untuk menyambut lidah mereka yang bergerak liar di wajahku.
“Hati-hati… duh.. aw…” aku terjatuh. Badannya yang berat membuat aku
tidak bisa berlama-lama menahannya, aku pun jadi terjatuh ditindih
anjingku. Oh tuhan, ku lihat penisnya berada di depanku. Aku jadi
berdebar-debar dibuatnya. Aku yang sangat penasaran kemudian mencoba
meraih kemaluan anjingku ini, mengelus-ngelus dan mengurutnya. Mataku
takjub melihat ukuran penisnya jadi semakin membesar. Aku menurunkan
tubuhku sedikit lagi sehingga penis itu tepat di depan wajahku.
Pelan-pelan ku dekatkan wajahku dan mencoba mengulum kemaluannya,
nafsuku yang begitu besar membuat perasaan jijik itu hilang.
Sambil menjilati batang kemaluannya yang terasa semakin keras
dimulutku, tanganku juga meremas buah zakarnya. Lama-kelamaan terasa
ujung penisnya mulai mengeluarkan lendir bening, rasanya sangat aneh dan
begitu bau, tapi aku tetap saja mengulum dan mengocok batang penis itu.
Tanpa peduli rasa dan aromanya, ku coba menelan semua cairan yang
sebenarnya sangat menjijikkan itu.
Ku lakukan hal yang sama pada anjingku yang satunya, sampai batang
kemaluannya menjadi keras dan mengeluarkan cairan bening juga di dalam
mulut mungilku. Birahiku semakin naik, sensasi ini sungguh luar biasa.
Dengan bertumpu pada lutut dan tanganku, ku tunggingkan pantatku sambil
tetap mengulum penis anjing ini. Berharap anjing yang satunya mau
menggenjot tubuhku, baik lubang vagina maupun anusku.
Tidak lama, terasa sesuatu yang hangat membasahi permukaan vaginaku.
Ternyata vaginaku sedang dijilati anjingku ini, bahkan beberapa saat
kemudian batang penis anjingku itu menyeruak masuk ke vaginaku. Kini aku
telah disetubuhi oleh anjingku sendiri. Dengan naluri kehewanan mereka,
anjingku itu mulai menggenjot tubuh tuannya yang seorang gadis muda
yang cantik ini.
“Ngghhh… terus… entotin Angel. Aku.. nggh… betina kalian, silahkan
entotin betina kalian ini sepuasnya” racauku menggila. Aku benar-benar
telah menjadi betina mereka! Bersedia sepenuh hati membiarkan
anjing-anjing ini menyetubuhi diriku.
Mereka secara bergantian memasukkan penis mereka ke vaginaku, bahkan
lubang anusku juga dimasuki penis mereka. Terasa sangat sakit karena aku
tidak pernah berhubungan anal dengan siapapun sebelumnya. Tapi sebagai
betina yang baik tentu saja aku tidak boleh mengecewakan para
pejantanku. Aku bahkan ikut menggoyangkan pinggulku seirama dengan
goyangan mereka yang khas.
Sambil yang satunya menggenjot vagina maupun anusku, satunya lagi ku
kulum batang penisnya. Hingga akhirnya mereka bergantian menumpahkan
sperma mereka di dalam mulutku, rasanya begitu menjijikkan dan membuatku
mual. Tapi aku yang sedang horni akhirnya menelan juga benih-benih
anjing ini, masuk melewati kerongkonganku dan jatuh ke lambungku.
Sisa-sisa sperma mereka yang berceceran ku ratakan di buah dadaku.
Sensasi ini sungguh luar biasa.
Saat selesai mandi, mereka menggoyangkan badan mereka untuk
mengeringkan badan mereka sendiri, tentu saja membuat cipratan air
kemana-mana, aku malah tertawa kecil saat terkena cipratan air dari
tubuh mereka. Ku keringkan tubuhku dengan handuk, dengan cuek kugunakan
handuk yang sama untuk mengeringkan badan mereka.
Entah kenapa aku jadi ketagihan melakukan hal yang tidak normal seperti
ini. Tiap hari aku selalu disetubuhi oleh anjing-anjingku. Mulut,
vagina dan lubang anusku selalu diisi oleh penis-penis mereka. Kami
melakukannya dimanapun, baik di kamar mandi, ruang tamu, dan di atas
ranjangku. Sprei tempat tidurku jadi beraroma anjing dibuatnya, bahkan
banyak noda-noda sperma mereka disana. Sengaja tidak sering ku ganti
karena aku memang suka aroma tersebut. Beberapa kali aku juga pernah
disetubuhi di dalam kandang mereka yang sempit, bahkan bermalam disana
layaknya betina mereka yang baik yang bersedia menampung benih anjing
mereka baik di mulut, vagina maupun anusku. Aku bahkan berharap
seandainya aku bisa hamil oleh mereka, tapi hal itu tentu saja tidak
mungkin terjadi.
Semakin hari sifat anehku ini semakin menjadi-jadi. Aku merasa tidak
cukup hanya dengan anjing. Aku ingin mencoba sesuatu yang lebih. Suatu
sensasi yang lebih gila dan liar, bahkan yang lebih menjijikkan.
###
Segera ku lepas pakaian yang ku kenakan, sehingga tubuh indahku yang
putih mulus kini tidak tertutup apa-apa lagi. Ku melangkah menuju
bathtub yang sudah penuh terisi, tapi di dalam sana tidak hanya berisi
air, namun juga terdapat segerombolan belut yang diameter badannya
seukuran dua jari orang dewasa.
“Hai semua.. udah lama yah nungguin aku? Temani Angel mandi yah… hihihi” kataku berbicara pada makhluk-makhluk berlendir itu.
Seakan mengetahui teman mandinya sudah datang, belut-belut itu terlihat
berenang tidak tentu arah saat kakiku mulai masuk ke dalam bathtub.
“Gak sabar yah kaliannya.. tenang dong.. geli tau..” kataku. Akupun
segera duduk dengan memeluk kakiku yang terlipat. Dengan cepat
belut-belut itu mengelilingi tubuh telanjangku, menyelip di sela-sela
pahaku. Seperti biasa, dadaku selalu berdebar-debar saat melakukan hal
ini. Sebuah sensasi dan kepuasan tersendiri yang tidak pernah ku
dapatkan dari sentuhan laki-laki. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
bila pacarku melihat diriku sekarang, pacarnya yang cantik melakukan hal
mesum dengan berendam dalam bathtub penuh belut seperti ini. Gadis yang
dicintainya ternyata memiliki kelainan yang betul-betul tidak normal.
Bahkan beberapa hari yang lalu aku berendam dengan beberapa kodok
beserta onggokan telur-telur mereka yang tampak menjijikkan itu.
Tubuhku bergetar, rangsangan luar biasa dari gesekan-gesekan kulit
belut yang berlendir pada kulit mulusku membuatku menggila. Aku merasa
sangat seksi dengan keadaan ini. Bayangkan saja, gadis muda dengan wajah
cantik serta tubuh indah yang putih mulus, berendam di dalam bathtub
yang dipenuhi segerombolan belut!
Belut-belut itu kini mulai mencoba masuk ke dua lubang vaginaku, gilanya aku malah tertawa geli dibuatnya.
“Adududuh… gak sabaran amat nih kaliannya, mulai nakal yah…” kataku
manja sambil menggeser-geser posisi dudukku. Kakiku makin ku rapatkan,
tanganku juga ku kibas-kibaskan dalam air seperti mencoba menghalau
mereka menjauh dari tubuhku. Tapi tetap saja jumlah mereka yang cukup
banyak tidak bisa ku atasi sendiri.
“Hihihi… dasar kalian, ya udah… boleh masuk kalau mau masuk, tapi satu
satuuuu…” kataku mendesah sambil sedikit melonggarkan pahaku. Sekarang
aku tidak mempermasalahkan lagi aktifitas mereka yang semakin
menjadi-jadi menggerayangi dan bergesekan dengan tubuhku. Bahkan
mempersilahkan mereka untuk memasuki vaginaku kalau mereka mau.
“Jleb,” salah satu dari mereka masuk ke dalam vaginaku. Tidak lama
kemudian lubang anusku juga dimasuki oleh mereka. Gila, kedua lubangku
dimasuki belut. Sensasi yang yang sangat gila. Badanku jadi bergetar
dibuatnya. Pahaku kurapatkan sambil tanganku memegang badan belut yang
sedang menyeruak masuk ke vaginaku ini, pose yang sangat-sangat seksi.
Aku berendam cukup lama di sana sambil tetap membiarkan makhluk
berlendir itu menyelip di dalam vagina dan anusku. Hingga akhirnya aku
tidak kuasa menahan rasa ini dan membuat aku orgasme karenanya. Gila,
badanku sampai lemas karena orgasme yang dahsyat ini.
Aku masih belum puas, ku bangkit berdiri dan keluar dari bathtub.
“Kamu juga keluar dulu yah…” kataku sambil mencabut seekor belut yang
masih manancap dalam lubang pantatku dan menaruhnya kembali dalam
bathtub. Aku lalu menuju sisi lain kamar mandi yang terdapat beberapa
ember besar di sana. Ku buka satu lalu memindahkan isinya ke dalam
bathtub. Lalu ember yang satunya lagi dan ku pindahkan juga seluruh
isinya. Ya… lebih banyak belut sekarang. Ku cabut plug di dasar bathtub
sehingga kini airnya surut dan hanya menyisakan onggokan gerombolan
belut di dalam sana. Sekarang setengah dari bathtubku isinya hanya
belut! tanpa ada air lagi! Aku bergidik melihat pemandangan ini. Antara
geli, takut dan horni melihat onggokan belut bergelinjangan yang begitu
banyaknya. Tampak begitu licin dan berlendir.
Dengan dada berdebar ku masuk kembali ke dalam bathtub itu, dengan
hati-hati ku masukkan kakiku agar tidak menginjak mereka. Sekarang aku
di dalam sana berendam diantara belut-belut. Sensasi kulit tubuhku yang
bersentuhan langsung dengan makhluk-makhluk berlendir yang
bergelinjangan dengan liar ini makin membuat aku menggila. Sebuah hal
yang menjijikkan namun malah membuatku horni. Keringat mulai mengucur
dari tubuhku yang makin membuat kesan seksi dan liar.
Mereka lalu masuk lagi ke dalam vagina dan anusku, bahkan masuk dua
ekor sekaligus ke dalam vaginaku yang membuat aku semakin kelojotan.
Bagian bawah tubuhku terasa sangat sesak, sepertinya ada yang masuk
sangat dalam hingga ke rahimku. Sensasi yang sangat luar biasa. Aku
sampai berkali-kali orgasme dibuatnya. Rasanya aku tidak ingin
cepat-cepat keluar dari dalam sini. Ingin terus menghabiskan waktuku
bersama mereka.
“Dug dug dug” tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu depan rumahku.
Aku panik bukan main. Aku baru ingat kalau pacarku akan menjemputku.
Dengan tergesa-gesa ku bangkit keluar dari bathtub, mencabut belut-belut
itu dari lubang vagina dan anusku lalu menutupi tubuhku dengan handuk.
“Lama amat sih kamu buka pintunya” ujar mas Jordi, pacarku.
“Maaf mas, habis mandi tadi” kataku sambil mempersilahkan pacarku ini
masuk, akupun menutup pintu dan berjalan ke dalam. “Maaf yah
sayang-sayangku.. ntar kita sambung lagi yah…” kataku dalam hati sambil
melirik ke arah kamar mandiku. Yang mana disana menanti kekasih-kekasih
kecilku. Apapun namanya, aku sudah ketagihan melakukan hal ini. Sisi
lain diriku yang cuma aku yang boleh mengetahuinya. Hanya aku.
“Yang, aku permisi ke kamar mandi yah…” ujar mas Jordi.
Degh!! Aku panik.
#Sherly
“Kak Angel…..” teriakku sambil memeluk kakak sepupuku ini. Akhirnya kami berjumpa lagi setelah sekian lama, kangen juga.
“Duh sakit, gak bisa pelan-pelan apa meluknya? Hihihi… Yuk masuk Sher,
sini tasnya kakak bawain” balasnya sambil mengangkat tas ranselku dan
membawanya masuk.
“Hahaha.. okeh”
Untuk beberapa hari ini aku akan menginap di rumahnya, aku sendiri baru
saja lulus SMA dan akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri
di salah satu PTN favorit yang ada di kota ini, tempat kuliahnya kak
Angel juga. Mungkin nanti kalau aku lulus aku juga akan menginap di sini
bersamanya.
Kami masuk ke dalam, keadaan rumahnya tampak bersih dan terawat, namun sedikit bau anjing di sana-sini.
“Wah, mereka makin besar aja yah kak?” kataku saat melihat
anjing-anjingnya kak Angel yang dibiarkan bebas di halaman belakang.
Namun mereka yang melihat ada orang asing tentu saja langsung
menggonggongiku tiba-tiba, aku sampai terkejut dan takut dibuatnya,
mungkin mereka sudah tidak ingat aku lagi, padahal waktu mereka kecil
aku sering bermain dengan mereka. Untung saja Kak Angel langsung sigap
menenangkan kedua anjingnya itu.
“Hei, itu Sherly… masa kalian lupa sih… dasar” kata Kak Angel mengelus-elus anjing itu berusaha menenangkan mereka.
“Sini Sher… elus mereka deh, udah gak papa kok…” suruh kak Angel. Aku
masih takut, namun Kak Angel dengan isyarat kepala menyuruhku sekali
lagi untuk mendekat, akhirnya aku mau juga.
“Nih.. elus aja…” katanya lagi. Akupun dengan pelan-pelan mencoba
menyentuh dan membelai badan berbulu mereka, terasa lembut dan nyaman.
“Tuh kan gak papa… mereka juga senang kok ada teman main yang baru, apa
lagi dielus-elus sama cewek cantik seperti kamu Sher… hihihi”
Aku hanya tersenyum mendengarnya sambil tetap mengelus badan mereka,
ternyata rasanya menyenangkan juga, beda dengan mengelus mereka waktu
mereka masih kecil-kecil dulu.
“Kakak juga makin cantik aja..” godaku.
“Hehe.. Makasih, kamu tuh yang makin cantik… siapa nih cowok kamu sekarang?”
“Ada deh… mau tau aja…”
“Dasar, ya udah kakak siapain makan siang dulu yah… kamu belum makan kan Sher?”
“Mau dibantuin kak?” tanyaku bangkit melepaskan elusanku dari tubuh mereka.
“Gak usah, kamu istirahat aja dulu… masih capek kan?” katanya
meninggakanku sendiri bersama anjing-anjing ini di sini. Agak takut
awalnya, tapi akhirnya aku terbiasa juga dikelilingi anjing-anjing besar
ini. Mereka ternyata sangat aktif, dengan buas mereka menjilati kaki,
tangan dan wajahku hingga berlumuran liur mereka, aku hanya tertawa geli
dibuatnya.
Aku lalu mengajak mereka bermain kejar-kejaran, hinga akhirnya aku
tertangkap dan jatuh tertindih oleh mereka. Wajahku tepat berada dibawah
kepala mereka, air liur anjing itu jatuh menetes-netes mengenai
wajahku. Saat mengalihkan pandanganku ke bawah, aku terkejut melihat
penis anjing ini sedang ereksi. Kenapa nih anjing? apa sedang ngebet
pengen kawin? Aku jadi sedikit takut memikirkan kalau aku bakal
disetubuhi oleh mereka.
Aku memang penasaran bagaimana rasanya vaginaku ditusuk penis, tapi
tentunya bukan penis anjing yang ku harapkan. Namun sensasi membayangkan
dijadikan betina oleh mereka membuat tubuhku bergetar, aku jadi betah
ditindih oleh anjing ini. Bahkan kini mulutku ku buka lebar-lebar untuk
menampung liur mereka yang menetes-netes itu. Anjing ini lalu mulai
menjilati wajahku, dengan mata terpejam ku nikmati bagaimana wajahku
dijilat-jilat oleh lidah panjangnya. Sebuah pemandangan yang ganjil,
seorang gadis tujuh belas tahun yang masih perawan, sedang ditindih dan
dijilati anjing besar yang sedang horni.
“Lagi ngapain kamu Sher?” terdengar suara Kak Angel mengejutkanku. Aku
tertangkap basah sedang menikmati ditindih si anjing. Duh, aku
betul-betul malu. Aku lalu bangkit melepaskan diri dari sang anjing.
“Kamu suka Sher dijilati mereka? keenakan gitu kamunya ada dibawah si bleki... hihihi” tanya kak Angel.
“Eh, ng-nggak kok kak… gak sengaja kok kena himpit mereka” kataku beralasan.
“Gak papa kok kalau kamu emang suka, kakak juga suka. Sini bentar deh
ikut kakak” kata kak Angel melambaikan tangannya ke arahku lalu masuk
kembali ke dalam rumah, akupun mengikutinya masuk.
“Lepas baju kamu Sher…” suruhnya tiba-tiba. Aku menatap bingung pada kak Angel.
“Iya lepas…”
“Lepasin baju? Emang mau ngapain kak? Mandi?” tanyaku bingung.
“Gak… lepasin aja dulu” suruhnya lagi. Aku akhirnya menurutinya,
melepaskan kemeja dan celana jeans panjangku beserta dalamannya.
“Sekarang berbaring di lantai deh Sher”
“Mau ngapain sih kak?”
“Udah… kamu pasti suka kok” katanya, ku turuti saja kemauannya. Dia
lalu menumpahkan susu kental manis ke sekujur tubuh bugilku, membuat aku
terkejut karenanya. Aku lebih terkejut lagi ketika dia membawa
anjing-anjingnya masuk kerumah dan menyuruh mereka menjilati susu kental
yang ada ditubuhku. Wajah, payudara, perut, paha serta vaginaku
dijilati oleh anjing-anjing ini, membuat seluruh tubuh telanjangku jadi
berlumuran air liur mereka.
“Geli kak…” kataku merintih kegelian dijilati lidah-lidah panjang mereka.
“Tapi enak kan?”
Ya, ternyata sungguh nikmat, bagaimana kulitku dijilati oleh dua anjing
sekaligus, terlebih saat vaginaku dijilati oleh mereka. Sebuah sensasi
yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya. Aku jadi ketagihan dijilati
mereka, bahkan aku juga menjulurkan lidahku saat mereka menjilati
wajahku yang putih ini.
“Kak… susunya habis tuh, tumpahin lagi dong” pintaku pada kak Angel
untuk menumpahkan kembali susu kental itu ke tubuhku. Sambil tersenyum
mendengar permintaanku, dia tumpahkan lagi susu kental manis itu,
kembali seluruh permukaan kulitku dijilati anjing-anjing ini dengan
rakusnya. Aku bahkan meminta agar menumpahkannya lebih sering ke
memekku, karena sangat nikmat dan geli saat lidah mereka menjilati
bagian paling sensitif di tubuhku itu.
“Sekarang gantian dong kamu yang jilatin mereka…” kata kak Angel
setelah tubuhku lagi-lagi bersih dari susu kental karena jilatan-jilatan
mereka.
“Hmm.. boleh” jawabku. Kak Angel lalu menyuruhku bangkit, dia lalu mengocok penis si anjing.
“Sini Sher… coba kamu jilatin kontol anjingnya”
Aku yang memang sudah horni lalu menuruti permintaannya, ku turunkan
kepalaku sambil tetap dalam posisi nungging dan mengarahkan kepalaku ke
penis si anjing. Ku buka mulut dan memasukkan penis anjing itu
kemulutku. Sangat bau ternyata, apalagi dari ujung penisnya
terus-terusan mengeluarkan lendir, namun ternyata lama-lama terasa
nikmat juga.
“Enak?” tanya kak Angel, aku hanya mengangguk sambil tersenyum, dengan mulut tetap sedang dijejali penis anjing ini.
“Kamu kocok sendiri yah.. jilatin dan hisap aja terus sampai pejunya
keluar…” katanya lagi, aku masih saja hanya mengangguk dengan mulut
tetap penuh penis. Setelah sekian lama mengemut dan mengocok penis
anjing ini, akhirnya tumpahlah sperma si anjing dalam mulutku. Sangat
banyak dan busuk, aku serasa pengen muntah dibuatnya.
“Eh, jangan dimuntahin dong… coba deh kamu telan” suruh kak Angel lagi.
Kali ini aku menggelengkan kepala dengan mulut yang mengembung penuh
sperma anjing. Menelan peju pacarku saja aku tidak mau, masa sekarang
harus menelan peju anjing sih…
“Coba aja dulu…” bujuknya lagi. Akhirnya ku coba juga, secara
perlahan-lahan ku telan sperma yang tertampung di mulutku ini sedikit
demi sedikit, hingga akhirnya seluruh sperma anjing ini berpindah ke
dalam lambungku. Aku tidak percaya kalau aku baru saja menelan sperma,
dan itu adalah sperma anjing! Ternyata enak juga, hihihi.
“Tuh.. kan kamu suka, mau yang lebih enak lagi gak?”
“Apa kak?”
“Kamu nungging lagi deh…” suruhnya, kuturuti saja permintaanya,
menungging dengan bertumpu pada lutut dan sikutku. Tidak lama kemudian
kurasakan benda tumpul mencoba menyeruak masuk vaginaku, kaki anjing itu
juga naik ke punggungku. Darahku berdesir, aku akan disetubuhi anjing!
aku belum siap kalau ini!
“Kak…” rintihku ketakutan, namun aku penasaran juga bagaimana rasanya
disetubuhi. Tapi masalahnya dengan pacarku saja aku belum pernah, apa
aku harus merelakan keperawananku pada makhluk berkaki empat ini?
“Aku gak mau hilang perawan kak…” kataku lagi.
“Terus? Gimana dong…”
“Lewat pantat aja dulu kak…” pintaku. Kak Angel lalu mengarahkan penis
anjing itu ke lubang pantatku. Perlahan penis anjing itu mulai masuk,
terasa sangat tebal dan hangat. Kini lubang anusku dijejali penis
anjing, anjing itupun kemudian mulai menggenjot tubuhku.
“Achhhh… kak… enak…” racauku kenikmatan. Sungguh sensasi yang luar
biasa disetubuhi oleh mereka. Ku alihkan pandanganku ke belakang,
terlihat bagaimana dengan mantapnya si anjing menggenjot lubang anusku.
Setelah cukup lama menggenjot anusku, akupun akhirnya orgasme. Padahal
hanya dengan mengentoti anusku, apalagi bila vaginaku yang dipenetrasi
oleh penis mereka, pasti jauh lebih enak. Tapi apa aku harus merelakan
keperawanku untuk anjing-anjing ini? Itu sungguh gila dan menjijikkan.
Namun saat ini aku ingin sesuatu yang lebih nikmat. Ya… aku betul-betul
menginginkannya sekarang, aku tidak peduli lagi kalau itu harus seekor
anjing.
“Kak… aku pengen dia ngentotin memekku” pintaku yang sepertinya sudah
kehilangan akal, aku ingin merasakan kenikmatan yang lebih.
“Kamu yakin Sher??” Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Sekarang
Kak Angel mengarahkan penis anjing itu ke vaginaku. Dengan susah payah
akhirnya penis anjing itu berhasil masuk, aku tidak percaya kalau
akhirnya aku diperawani. Namun sungguh luar biasa rasanya saat vaginaku
dimasuki penis, meskipun itu adalah penis anjing. Ya.. seekor anjing lah
yang mengambil keperawananku. Betapa binalnya aku.
Ku rasakan betapa nikmatnya goyangan sang anjing menggenjot tubuhku.
Sejak saat ini aku resmi menjadi salah satu betina mereka. Seorang gadis
muda tujuh belas tahun yang cantik dan putih mulus, dengan kerelaan
hati bersedia menjadi betina tempat pelampiasan nafsu binatang si
anjing.
Karena asik sendiri, aku tidak sadar kalau kak Angel juga sedang
telanjang dan disetubuhi oleh anjing yang satunya. Aku jadi berpikir
kalau Kak Angel sudah biasa melakukan ini sebelumnya, tampak dari raut
wajahnya yang terlihat sangat menikmati, dia juga mengimbangi kocokan
sang anjing dengan ikut menggoyangkan pinggulnya. Mungkin beginilah
jadinya bila anjing jantan dipelihara tanpa betina dalam waktu yang
lama, jadilah majikannya sendiri yang mereka setubuhi dan dijadikan
betina. Sanga ganjil, manusia yang dijadikan betina oleh anjing, dan itu
adalah aku dan kakak sepupuku.
Setelah beberapa kali meraih orgasme, kamipun beristirahat dan makan
siang. Kak Angel lalu menceritakan seluruhnya padaku, bagaimana
sehari-hari dia selalu disetubuhi oleh anjing-anjingnya, baik di kamar,
ruang tamu bahkan juga di kandang mereka yang sempit. Menjadikan dirinya
sebagai betina dihadapan pejantan berkaki empat ini di rumahnya
sendiri. Bahkan ternyata tidak hanya itu, dia mengatakan kalau dia
memiliki teman main yang lain juga.
“Sama yang lain juga kak? sama apaan?” tanyaku penasaran. Kak Angel lalu senyum-senyum.
“Sini deh, kakak tunjukin” katanya sambil menarik tanganku, aku yang
masih bingung ikut-ikut saja. Dia lalu membawaku masuk ke kamar mandi
belakang, aku terkejut apa yang aku temukan di dalam bathtub, ada
segerombolan belut yang berenang-renang di dalamnya! Tubuhku merinding,
apa ini yang dimaksud teman mainnya yang lain?
“Belut kak?” tanyaku, dia mengangguk sambil tersenyum manis. Aku tidak
percaya kalau kakak sepupuku yang cantik ini memiliki orientasi seks
yang sangat menyimpang, untuk berhubungan seks dengan anjing saja itu
tadi sudah sangat tabu, ini bahkan dengan belut! sungguh aneh dan gila!
“Mau coba masuk gak Sher?” tawarnya, aku langsung geleng-geleng kepala
menolak. Melihat mereka bergerombol begitu saja aku sangat geli, apalagi
jika harus masuk dan berendam bersama makhluk-makhluk itu. Tapi…
melihat pemandangan ini, entah kenapa juga membuatku horni, padahal
sangat geli dan menjijikkan.
“Ayo lah… kamu pasti penasaran kan?” rayunya lagi padaku. Setelah
beberapa kali merayu, akhirnya aku mau juga, soalnya aku memang
penasaran bagaimana sensasinya. Akupun masuk dan berendam di dalam
bathtub yang dipenuhi gerombolan belut itu.
“Gimana rasanya Sher? Asikkan? Hihi”
“Iya kak… geli, tapi enak…” awalnya aku masih merasa takut-takut, namun
akhirnya aku mulai terbiasa, bahkan kini aku berharap kalau belut-belut
itu masuk ke vagina atau anusku. Tidak butuh waktu lama ternyata,
karena “jleb” masing-masing lubang bawahku dimasuki belut. Sungguh gila,
bayangkan saja, gadis muda yang cantik jelita sedang berendam dalam
bathtub penuh belut!!
“Bentar Sher”
Kak Angel lalu mengambil ember yang berada diujung kamar mandi, dia lalu memindahkan isinya ke dalam bathtub.
“Aaaaaaaahh… kaaaakkk” teriakku saat belut-belut ditambahkan lagi ke
dalam bathtub, kak Angel hanya tertawa cekikikan saja melihatku
teriak-teriak manja begini.
“Hihihi… gimana? Tambah enak kan?”
“Nnggg… Enak sih, tapi iihhh… rame banget nih kak… geli” kataku yang
bergidik melihat disekeliling tubuh bugilku sangat ramai dengan belut.
Tapi sensasinya ini sungguh luar biasa.
“Mau tambah lagi gak?” tawarnya.
“Ngmmm… boleh, hihihi”
Dia ambil lagi ember yang satunya dan menumpahkan seluruh isinya ke
dalam bathtub, aku lagi-lagi menjerit manja dibuatnya. Sekarang sangat
banyak belut yang berenang-renang tidak karuan di dalam bathtub ini,
beberapa bahkan ada yang meloncat keluar sehingga harus susah payah
ditangkap kembali oleh Kak Angel, namun dia menangkap mereka sambil
tertawa-tawa. Aku yang melihat ulah kak Angel juga ikut-ikutan tertawa
dibuatnya, padahal vagina dan anusku sedang dimasuki belut.
“Kakak ikutan gabung yah…”
“Yuk kak… makin rame makin asik, hihihi”
Kak Angelpun ikut masuk ke dalam bathtub, kini dua gadis cantik putih
mulus sedang berendam bersama makhluk-makhluk berlendir ini. Yang mana
vagina dan anusnya juga sedang digerayangi dan dimasuki oleh
belut-belut. Cukup lama kami berendam menikmati nikmatnya sensasi liar
dan ganjil ini. Kami bahkan saling bercanda dan main gelitikan, seperti
tidak menghiraukan bahwa kami sedang berada di dalam bathtub yang penuh
belut sekarang. Saking horninya, kami juga saling berciuman, meraba dan
menggerayangi tubuh layaknya pasangan lesbian, tapi itu semua di lakukan
di antara belut-belut yang mana vagina dan anus kami juga sedang
dimasuki oleh mereka. Entah apa yang akan terjadi bila pacarku melihat
aku seperti ini, saat pacaran saja kami tidak pernah sampai berhubungan
badan, namun kini aku malah dengan riangnya mempersilahkan belut-belut
ini menyeruak masuk ke vagina dan anusku, bahkan tadi aku juga
disetubuhi anjing-anjingnya kak Angel.
“Sher, kita uji nyali yuk…” ajak kak Angel setelah kami puas berendam di dalam bathtub ini.
“Uji nyali? Uji nyali gimana kak?”
“Kita ke warung sambil ada belut nancap gini, berani gak kamu nya??” tantangnya.
“Hah? Ada-ada aja… Gila kakak nih…”
“Ayo dong… gak bakal ada yang tahu kok” rayunya lagi.
“Ya udah, Sherly juga penasaran gimana rasanya… hihihi, tapi kalau ada apa-apa kakak yang urus yah?”
“Oceeehh”
Akhirnya ku setujui tantangan gila kakak sepupuku ini. Kamipun
berpakaian seadanya, dengan menggunakan kaos oblong sebagai atasannya
tanpa apa-apa lagi dibaliknya, sebagai bawahannya kami sama-sama
menggunakan rok kembang selutut, tapi yang ada dibalik rok ini bukanlah
celana dalam, melainkan belut yang menancap di anus kami!
“Yuk mulai…” ajak Kak Angel menarik tanganku. Kamipun berjalan menuju
warung yang berada tidak jauh dari rumah, jaraknya tidak sampai lima
puluh meter dari rumah. Tapi tetap saja aku merasa risih, jantungku
berdebar tidak karuan, karena dibalik rok yang kami kenakan ini cuma ada
belut yang menancap.
Dadaku makin berdebar karena ternyata saat ini warung tersebut sedang
ramai, ada beberapa bapak-bapak yang sedang nongkrong sambil ngopi
disana.
“Ambil aja yang kamu mau Sher..” katanya sambil mengedipkan mata,
bisa-bisanya dia terlihat sangat santai dengan keadaan ini. Kami, yang
di balik rok ini sama-sama ada belut yang menancap di anus, sedang
berada di tengah-tengah keramaian warung. Bayangkan saja betapa
ganjilnya suasana ini. Andai saja ada angin kencang yang datang dan
menyingkap rok kami, akan terlihatlah sebuah pemandangan yang sangat
tidak lazim, gadis cantik yang di lubang pantatnya ada belut yang
menancap!! Tapi membayangkan ini semua entah kenapa malah membuat aku
makin horni.
Aku pikir semua akan baik-baik saja dan berjalan sesuai kendali, namun
“Plop,” belut yang tadi tertancap di anusku terjatuh!! Terang saja mata
orang-orang di sini langsung melotot ke arahku, melihat tiba-tiba ada
belut jatuh keluar dari balik rok yang aku kenakan.
Duh, aku betul-betul malu, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan
dan lakukan, namun tidak mungkin aku terus berada di sini. Dengan segera
ku berlari dari sana dan kembali ke rumah. Setelah beberapa saat
barulah Kak Angel kembali menyusulku sambil membawa belut yang terjatuh
tadi. Gila, ini adalah pengalaman yang paling memalukan yang pernah aku
lakukan, tapi… aku merasakan sensasi lain yang tidak pernah aku alami
sebelumnya. Ada kepuasan dan kesenangan tersendiri.
“Tuh kan kak….” Kataku merengek dengan mata berkaca-kaca padanya, aku takut juga kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Udah-udah tenang aja kamunya, tadi kakak udah cari-cari alasan kok ke
mereka, kamu sih pake acara jatuhin belutnya segala…. hihihi” katanya
menenangkanku. Aku harap benar-benar tidak akan terjadi masalah. Entah
apa tadi yang dikatakan Kak Angel pada mereka, aku juga tidak mau tahu,
malas dan malu untuk membahasnya lagi.
“Baru juga itu, kemaren-kemaren aja kakak hampir ketahuan sama pacar
kakak kalau di dalam bathtub banyak belutnya, untung dianya gak jadi
masuk, hihihi” ujar kak Angel lagi.
Kamipun masuk ke dalam dan kembali bertelanjang ria, keluyuran di
dalam rumah dan menikmati sensasi bugil bersama anjing-anjingnya kak
Angel yang dilepas bebas.
Sejak hari ini, dimulailah petualangan gila dan liar yang tidak pernah
ku bayangkan sebelumnya. Aku akhirnya lulus masuk PTN favoritku di
sini, sehingga aku akan tetap tinggal bersama kak Angel di rumahnya.
Sekarang ada dua gadis muda cantik di rumah ini, yang siap sedia dengan
penuh kerelaan disetubuhi oleh para anjing, mempersilahkan vagina maupun
anus kami jadi pelampiasan nafsu binatang anjing-anjing ini layaknya
betina mereka. Membuat seluruh sudut rumah jadi berbau anjing, termasuk
tempat tidur kami berdua.
Sampai saat ini juga aku masih berhubungan baik dengan pacarku. Tapi
tentu saja aku tidak akan mengatakan tentang apa yang sebenarnya terjadi
di tempat tinggalku sekarang. Bagaimana pacar cantiknya yang amat
disayanginya ini, kini ternyata sudah tidak perawan lagi, bukan karena
ulah seseorang, namun karena ulah anjing.
Pernah saat disetubuhi oleh para anjing, kami mengenakan lingerie yang
seksi-seksi. Sungguh aneh memang, saat dengan pacarku saja aku tidak
pernah memakai pakaian seseksi ini di depannya, namun kini aku malah
mengenakannya di hadapan anjing-anjing, bahkan sampai dientotin oleh
mereka sambil mengenakan pakaian-pakaian seksi ini. Maafkan pacarmu ini
yah sayang… hihihi.
Tentu saja permainan kami tidak hanya dengan para anjing, namun juga
belut. Karena kak Angel jugalah aku tidak jijik dan takut lagi dengan
beberapa hewan yang biasanya kutakuti, seperti cicak dan kecoa. Dia
melakukan terapi yang aneh-aneh padaku, seperti sengaja menaruh kecoa ke
tubuh telanjangku.
Sejak saat itu juga aku jadi lebih sering nonton bokep tentang
beastiality dan zoophilia, ternyata banyak yang aneh-aneh di luar sana,
seperti berhubungan dengan kuda, babi, keledai dan lain-lainnya. Bahkan
ada yang super ekstrim dan menjijikkan, seperti memasukkan serangga,
ulat atau cacing ke vagina, gimana rasanya yah itu… vaginaku sampai
gatal dan berdenyut membayangkannya.
“Kak, emang muat tuh kontol kuda kalau masuk ke memek kita? Gede gitu…
hihihi” kataku menunjukkan video bokep di laptop, yang mana ceweknya
sedang disetubuhi oleh kuda.
“Iya tuh… kakak jadi penasaran, kapan-kapan kita cobain yuk Sher…”
“Ayuk, hihihi…”
“Ya udah, sekarang kita berendam lagi yuk… ada yang baru lho…”
“Hah? Apaan kak?” tanyaku semangat.
“Hihi.. liat aja sendiri ntar…” jawab kak Angel yang membuatku makin penasaran saja. Kamipun menuju kamar mandi belakang.
“Nah… berani gak kamu berendam bareng mereka?” kata Kak Angel
memperlihatkan isi dalam bathtub. Ada sesuatu yang menjijikkan bergerak
di dalam sana.
“Haaaaahhh? Gurita!!??” teriakku terkejut dan bergidik ngeri melihatnya, tapi tunggu dulu, masih ada lagi makhluk lain di sana.
“Siput laut!!?? dan… teripang??!!” makin merinding aku karena melihat
apa yang memenuhi bathtub ini. Duh, petualangan liar dan gila kami
sepertinya akan terus berlanjut. Entah apa lagi selanjutnya. Apapun itu,
sekarang aku menikmatinya.
“Hihihi… yuk Sher masuk…”
“Okeh, yuk kak…”
Untuk satu bulan kedepan, aku akan tinggal jauh dari rumah karena harus mengikuti program KKN dari kampusku. Sebenarnya sih tidak ada masalah, tapi harus berpisah dengan pejantan-pejantanku? Itu yang membuat aku gak akan tahan.~~~
“Kak… terus Sherly ditinggal sendiri nih? Takut….” rengek Sherly manja. “Ih, dasar kamu… malah enakan kamu bisa puas sendiri. Kalau kamu mau, kita tukaran yuk, kamu aja yang gantiin kakak KKN, heheee…”
“Gak!! hihihi…. Aku mau puas-puasin main bareng mereka, Penasaran sebulan dikeroyok mereka, kira-kira aku bakal hamil gak yah?? Tapi kayaknya gak mungkin hamil deh… hihihi….”
“Ye… katanya tadi kamu takut, huuu…” kataku mengusap-ngusap rambutnya. “Weeek” balasnya memeletkan lidah. “Ya udah, kakak titip mereka yah Sher… jangan lupa jadi betina mereka yang baik selama kakak pergi”
“Sip kak… gak perlu disuruh itu mah, aku pasti jadi betina yang baik kok buat mereka… cepat sana kakak pergi, aku mau main nih puas-puas sama mereka” “Ngusir nih ceritanya? awas yah kamu… hihihi ”
Singkat cerita akhirnya aku berangkat menuju lokasi KKN, meninggalkan mereka selama sebulan di rumah. Di sini kami tinggal di sebuah pondokan, sebuah rumah kecil milik Pak Kepala desa. Awalnya terasa aneh karena biasanya hampir setiap hari aku bersenggama dengan anjing-anjingku, tapi lama-lama aku mulai terbiasa juga.
Beberapa hari berlalu, sungguh membosankan berada di sini. Kadang Sherly menelpon menanyai kabarku. Dia membuat aku iri saja karena menceritakan betapa dia mati kenikmatan dikeroyok anjing-anjing di rumahku itu selama aku pergi. Bahkan katanya dia juga membawa masuk seekor anjing liar yang biasa keluyuran di sekitar tempat tinggal kami. Sehingga kini ada tiga ekor anjing yang mengentoti Sherly di rumahku, dua ekor anjingku dan satu ekor anjing liar. Uhhh… bete!! aku iri!!
“Eh, Itu anjing liar yang kamu maksud yang kuning jelek dan kurapan itu Sher?” tanyaku saat kami teleponan malam-malam. “Nggg… iya, napa kak?” “Hihihi, gila juga kamu… eh, enak gak kontolnya? Gede nggak?” tanyaku penasaran.
“Gak segede Bleki dan Piko sih kak, tapi lumayan lah, hehe… Tapi dia bau amat nih kak… badannya, nafasnya, liurnya, apalagi pejuhnya… tempat tidur Sherly jadi aneh gini nih baunya. Biasa hidup di jalanan sih dianya, gak pernah mandi…”
“Kamu sih… anjing liar diembat juga, awas rabies lho… hihihi” “Biarin, weeek!!”
Aku tidak menyangka juga kalau Sherly jadi binal gini, anjing liar buruk rupa yang sering mengais-ngais sampah di depan rumahku juga diajaknya ngewe. Aku jadi penasaran melihat bagaimana gadis super cantik dan imut seperti Sherly ini dikeroyok oleh tiga ekor anjing, yang salah satunya bahkan seekor anjing liar.
“Trus sekarang kamu lagi ngapain?” tanyaku lagi. “Lagi… di ranjang, ngentot-ngentotan ama si Jojo, anjing liar itu tuh… padahal Bleki dan Piko udah bobok lho kak, tapi ini si Jojo gak puas-puas juga…” jawabnya. Pantas saja dari tadi nafasnya agak memburu, lagi ngewe toh ternyata.
“Jojo yah namanya… Hihi, mungkin dia gak pernah ngentot dengan anjing betina tuh selama hidupnya, soalnya gak ada yang mau sama dia karena saking jeleknya dia. Sekarang malah ngentotin cewek cakep kaya kamu… ya iya lah dia bakal puas-puasin, kapan lagi coba… hihihi” ujarku menerangkan.
“Iya mungkin yah, hihihi… kasihan banget nih Jojo gak pernah ngentot sebelumnya… Ya udah, Sherly bakal jadi betina untuk dia deh… bakal Sherly tampung semua pejuhnya di rahim dan mulut Sherly. Ngebolehin anjing liar ini ngentotin Sherly puas-puas… boleh kan kak dia ikut tinggal di sini?”
“Iya-iya… Nakal yah kamu… Duh, kakak jadi kepengen coba juga nih gimana rasanya dientotin anjing liar” ujarku yang kini jadi makin horni mendengar ceritanya. Apalagi dia bercerita sambil sesekali mendesah kenikmatan.
“Kasian deh kakak… hihihi. Kalau kakak lagi ngapain nih? Gak ada yang dengar kita bahas ginian di telepon?”
“Aman kok, mereka udah pada tidur, kakak lagi di teras depan, ngelamun doang dari tadi.. huh, untung kamu nelpon…”
“Haha.. Kenapa gak cari aja kak jantan-jantan di sekitar sana? masa gak ada yang bisa kakak ajak ngentot sih… hihihi”
“Yee… kalau ketahuan bisa gawat ntar. Bisa rusak image kakak, hihihi…” jawabku sambil tertawa yang disambut gelak tawanya.
Kami terus ngobrol hingga akhirnya aku menyudahi teleponan kami karena aku sudah mulai ngantuk. Selama teleponan tadi ku ketahui kalau Sherly berkali-kali orgasme dibuatnya. Orgasme yang didapatkan dari seekor anjing liar yang jelek, dekil dan badan penuh kurap. Siapa sangka gadis cantik sepertinya bisa dibuat orgasme berkali-kali oleh anjing liar itu. Siapa juga yang bakal menyangka ada seorang gadis muda cantik, yang dengan penuh kerelaan hati memperbolehkan vaginanya yang bersih terawat untuk ditusuk oleh penis anjing liar yang tidak jelas asal-usulnya. Bisa saja anjing ini berpenyakit, bahkan mungkin saja anjing ini anjing gila, nekat amat nih si Sherly.
Sekarang aku betul-betul horni. Ku putuskan untuk melakukan masturbasi dulu sebelum tidur. Aku lalu ke dapur untuk mencari sebuah mentimun. Setelah menemukan ukuran yang pas gede dan bentuknya, akupun langsung menuju kamar mandi dan bermasturbasi ria di dalam sana. Ku mainkan klirotisku dan menjejalkan mentimun itu masuk ke dalam vaginaku. Sambil melakukan hal itu, aku terus membayangkan kalau aku sedang disenggamai oleh anjing-anjingku. Nikmat juga ternyata, meski tidak senikmat penis anjing yang asli. Tapi biarlah, aku sedang horni banget sekarang. Mati-matian aku berusaha menahan desahanku agar tidak terlalu keras melenguh. Gak lucu kan kalau aku malam-malam kedapatan sedang masturbasi dengan timun di dalam kamar mandi.
Hingga akhirnya aku orgasme, hampir saja aku kelepasan berteriak kencang-kencang. Tampak cairanku meluber dengan banyaknya ke lantai kamar mandi. Tapi tetap saja aku merasa masih belum cukup, aku tidak puas hanya dengan ini. Aku ingin kontol yang asli…
~~~Esoknya aku ada kegiatan membantu program kerja temanku. Ternyata itu di sebuah peternakan. Aku melihat ada kandang kuda. Langsung terpikir olehku bisakah aku merasakan kontol kuda di sini. Soalnya selama ini aku memang penasaran bagaimana rasanya. Tapi tentu saja tidak akan mudah, tidak mungkin aku menemui pemilik peternakan ini dan meminta agar kudanya itu menggenjotku. Yah… jadilah aku hanya bisa berharap saja. Sejauh ini aku cuma bisa merasakan menunggangi kuda saja, padahal aku ingin kalau aku yang ditunggangi oleh kuda ini.
Malam harinya aku lagi-lagi merasa horni, aku ingin bermasturbasi lagi. Namun tiba-tiba terpikir olehku kuda-kuda itu. Ternyata aku masih penasaran dengan kontol-kontol mereka. Apa aku harus diam-diam pergi ke kandang mereka yah? Memang sih jarak pondokan kami dengan kandang kuda itu tidak terlalu jauh. Tapi kalau nanti aku kedapatan sedang menikmati kontol kuda gimana coba?
Namun akhirnya ku beranikan diri juga untuk melakukannya. Rasa penasaran dan horni mengalahkan ketakutanku malam ini. Dengan diam-diam, tengah malam itu aku berjalan menuju kandang kuda di peternakan itu. Suasana kampung yang memang sudah sepi selepas senja menguntungkan aksiku ini. Setibanya di sana, aku lalu menuju ke arah kuda jantan yang paling besar. Dadaku berdebar dengan kencangnya, takut antara ketahuan pemiliknya dan penasaran dengan kontol kuda ini.
Ku mulai dengan mengelus-elus badannya berusaha agar dia terbiasa dengan kehadiranku. Lalu kini aku berjongkok dibawahnya. Ku coba memegang dan mengusap penisnya hingga… astaga! penisnya luar biasa besar dan panjang. Ku teruskan mengocok penis kuda ini hingga tegang maksimal. Tanganku bahkan tidak dapat menggengamnya.
“Horni yah? Sama… Angel juga nih…” kataku mengajak kuda ini bicara. Aku yang sudah sangat horni lalu nekat membuka satu per satu pakaian yang menempel di tubuhku. Aku bahkan melemparkan pakaianku ini jauh-jauh, membuat aku pasti akan kualahan mengambilnya kembali bila tiba-tiba ada orang yang menuju ke mari.
“Ups, sekarang kita sama-sama telanjang nih… hihihi” ujarku sambil memeluk kuda ini. Aku lalu turun lagi bersimpuh di bawahnya dan kembali mengocok kontolnya. Ku lihat kuda ini sesekali menghentak-hentakkan kakinya, mungkin dia juga merasakan kenikmatan karena kocokan tanganku.
“Enak yah?” tanyaku sambil mempercepat kocokanku. “Mau yang lebih enak nggak?” kataku lagi. Aku lalu mendekatkan wajahku ke kontol kuda ini dan mencium ujung kontolnya. Sangat bau ternyata, tapi malah membuat aku makin bergairah. Selanjutnya ku coba menjilati dan mengulum penisnya. Tentu saja hanya ujungnya saja yang berhasil masuk ke dalam mulutku. Akhirnya… aku dapat merasakan bagaimana rasanya kontol kuda masuk ke mulutku.
“Enak kan? mau Angel lanjutin sampai kamu muncrat-muncrat nggak?” kataku lagi mengajak bicara kuda ini meskipun aku tahu tidak mungkin akan dijawabnya. Tapi dari bahasa tubuhnya, aku dapat mengetahui kalau kuda ini kesenangan disepong olehku. Ku teruskan kocokan mulutku pada kontolnya, lubang kencingnya juga ku jilat-jilati dengan ujung lidahku hingga akhirnya “Croooot…” spermanya menembak dengan banyaknya. Sungguh deras dan bertubi-tubi menghantam langit-langit mulutku. Saking banyak dan derasnya kepalaku sampai terdorong ke belakang, namun ku tetap berusaha agar menelan spermanya sebanyak mungkin yang aku bisa meski rasanya sungguh aneh dan tidak enak. Tapi karena memang banyak, aku tidak bisa menelan seluruhnya, sebagian spermanya tumpah membasahi tubuh bugilku. Aku kini bermandikan sperma kuda!! Sungguh seksi, hihihi…
“Banyak amat sih pejuhnya? enak banget yah? Mau Angel sepongin lagi nggak?” tawarku lagi pada kuda ini yang dijawab oleh ringkihan kerasnya, aku sampai terkejut dibuatnya.
“Ssstt… jangan berisik, ntar nggak Angel kasih sepong lagi lho kontolnya, hihihi… tapi gantian dulu sama teman-temanmu yah, kasihan mereka belum dapat bagian…” ujarku. Dengan tubuh masih berlumuran peju kuda, aku lalu menuju ke arah kuda jantan lain. Ku lakukan hal yang sama seperti kuda yang pertama tadi hingga akhirnya ia juga menembakkan pejunya di dalam mulutku, dan karena peju kuda ini memang banyak, lagi-lagi sebagian pejunya muncrat ke badanku. Tiga ekor kuda jantan yang lain juga ku lakukan hal yang sama. Tubuhku kini betul-betul basah bermandikan peju kuda, dari ujung rambut hingga kaki berlumuran peju. Perutku juga sudah kenyang karena saking banyaknya menelan peju mereka.
“Udah dulu yah… besok kita sambung lagi…” kataku sambil memeluk kuda kuda itu satu persatu. Meski aku belum sempat merasakan kontol mereka, ku putuskan sekian dulu untuk malam ini dan segera keluar dari sana.
Gilanya, bukannya mengenakan kembali pakaianku, aku malah menantang diriku untuk berjalan telanjang bulat menuju pondokan, tentunya dengan tubuh masih berlumuran peju kuda kuda itu. Tidak dapat ku bayangkan bila ada orang yang menemukan diriku dengan kondisi seperti ini. Seorang gadis kota yang cantik putih mulus sedang keluyuran tengah malam di tengah kampung dengan tubuh yang berlumuran sperma kuda. Meskipun udara malam ini sangat dingin tapi hal ini tidak melunturkan hasrat keinginan bertelanjang ria ku. Sesampainya di pondokan, aku segera menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Malam ini betul-betul luar biasa, aku penasaran dengan apa yang terjadi malam esok dan malam berikutnya.
~~~Sudah empat hari aku mengulangi perbuatanku ini, diam-diam keluar menuju kandang kuda itu untuk ‘bermain’ dengan mereka saat teman-temanku sudah tertidur. Saat pergi aku masih berpakaian dengan rapi, namun pulangnya, aku selalu kembali dengan keadaan tubuh penuh sperma, kadang aku mengenakan pakaianku lagi kadang tidak. Sampai empat hari ini juga aku belum berani mencoba memasukkan kontol kuda itu ke dalam vaginaku. Ukurannya gede gitu sih….
Malam hari ini aku kembali lagi ke sana. Namun kali ini aku berbuat lebih nekat, aku putuskan untuk bertelanjang bulat berjalan dari pondokan ini tanpa membawa satupun pakaianku. Bila aku ketahuan habislah sudah, tapi sensasi ini sungguh luar biasa. Dengan dada berdebar aku berjalan mengendap-ngendap di antara rumah penduduk desa hingga akhirnya aku sampai dengan selamat menuju kandang kuda ini. Fiuh… luar biasa banget rasanya, telanjang tengah malam tanpa membawa apa-apa begini, hihihi.
“Hai, nungguin Angel yah…?” sapaku pada kuda-kuda ini. Mereka langsung meringkih bersahut-sahutan seperti kesenangan akan kehadiranku. Karena untuk kesekian kalinya, seorang gadis kota yang putih cantik akan menguras sperma-sperma kuda ini langsung dengan tangan dan mulutnya. Dengan gaya nakal ku tempelkan telunjuk ke bibirku menyuruh mereka diam, tapi mana mungkin mereka akan mengerti maksudku ini.
“Dasar, jangan berisik dong… ntar gak jadi lho Angel sepongin kontolnya” ujarku. Setelah mereka tenang barulah ku mulai lagi aksiku. Aku lebih berdebar-debar melakukannya saat ini, karena bila terjadi apa-apa, aku tidak membawa pakaian untuk menutupi tubuhku. Tapi aksi nekat ku ini malah memberikan sensasi yang luar biasa. Dengan langkah gontai ku dekati kuda yang paling besar lalu duduk bersimpuh di bawah badannya.
“Angel emut yah kontolnya” ujarku. Ku jilati dan ku emut penis panjangnya itu sekian lama hingga “Croooot” benih kudanya menyemprot lagi ke mulut dan badanku.
“Gimana? enak yah rasanya disepongin Angel tiap malam?? Enak dong pastinya… hihihi” ujarku tertawa cekikikan. Kemudian ku bersihkan penisnya yang baru saja muncrat itu dengan mulutku sambil menelan sisa-sisa sperma yang masih menempel di ujung penisnya.
“Hehe, ternyata kamu toh orangnya” Degh, aku terkejut. Yang ku takuti terjadi juga. Di sebelah sana berdiri Pak Maun, pemilik peternakan ini. Mati aku. Habis sudah. Tidak ada alasan yang bisa ku gunakan untuk menyangkalnya saat ini. Aku tertangkap basah kedapatan sedang mengulum penis kuda.
“Ternyata memang ada yang nguras peju tuh kuda… Nggak nyangka kalau ternyata itu kamu, ada juga yah cewek cakep berbuat macam ini, hehehe…” ujarnya lagi.
“Oi oi oi, ngomong dong… jangan diam gitu. Mau fotomu Bapak sebar ke teman-temanmu?” katanya sambil menunjukan ponselnya. Duh, dia ternyata juga mengambil gambarku. Selesai sudah.
“Pak.. tolong… jangan beri tahu mereka” ucapku memelas. Aku harap dia mau berbaik hati tidak berbuat macam-macam dan membiarkanku pergi.
“Hahaha… Oke, tapi… tidak gratis dong tentunya” katanya dengan senyum licik. Aku bisa menebak maksud ucapannya itu. Sialan nih tua bangka, dia mau mengambil untung dari keadaan ini. Tapi ya sudahlah, dari pada dia menyebarkannya ke teman-temanku, ku turuti saja dulu apa kemauannya.
“Jadi, nama kamu Angel kan?” “I-iya Pak…” “Hahaha… Gimana rasa peju tuh kuda? Enak?” tanyanya. Aku diam saja, malu rasanya mengakui perbuatanku ini di hadapannya.
“Oi… jawab kalau saya tanya!!” bentaknya. “I-iya Pak… e-enak..” jawabku akhirnya karena terkejut. “Hahaha… Nah… kalau gitu Bapak mau lihat kamu ngentot. Bapak penasaran ngelihat cewek cakep kaya kamu dientot kuda… hakhakhak” suruhnya dengan tawa busuknya. Enak banget dia ngomong, lagian aku belum sampai melakukan itu sebelumnya.
“Kenapa diam? Ayo sana ngentot!!” bentaknya. “Angel belum pernah Pak… Cuma jilat-jilatin aja kok selama ini” jawabku. “Ah, masa dari kemarin cuma jilatin kontol doang. Kalau begitu ayo sekarang kamu coba… ayo.. saya mau lihat,” katanya. “Ayo cepat!!!” bentaknya lagi membuat aku terkejut. Dengan langkah terburu-buru ku dekati salah satu kuda kemudian mengelus-ngelus badannya.
“Ayo… yang nakal ngentotnya, kasih Bapak pertunjukan yang mantap kalau gak mau Bapak laporkan ke teman-temanmu, hehehe” ujarnya. Dasar pria tua busuk, tapi apa dayaku, kuturuti saja kemauannya itu. Aku lalu memasang wajah nakal tersenyum pada pria itu sambil mengelus-ngelus tubuh si kuda. Kemudian duduk bersimpuh di bawah badan kuda ini dan mulai memegangi kemaluannya yang belum tegang.
“Hei!! Minta izin dulu sama yang punya kuda!! Ayo… yang nakal!!” bentaknya lagi. Dasar, mintanya pelan-pelan aja napa sih, pake teriak-teriak mulu.
“Nggg… Pak, boleh saya jilatin kontol kudanya? Angel mau ngentot nih sama kuda bapak.. boleh yah Pak? please... Angel udah gak tahan nih pengen ngentot” ucapku memohon dengan wajah dan gaya bicara yang nakal.
“Bagus, oke… silahkan, hakhakhak”
“Makasih Pak… Bapak baik deh.. Angel bakal kasih liat adegan ngentot yang hot deh pokoknya ke Bapak, hihihi…” balasku se-bitchy mungkin. Tidak pernah aku melakukan hal seperti ini di depan orang lain sebelumnya, sungguh memalukan, tapi ya sudahlah. Aku lalu menjilati dan mengocok kontol kuda ini sampai penisnya tegang maksimal.
“Gimana? Enak tuh kontol?” tanyanya melihat aku keenakan mengulum kontol kuda. Aku sampai kelupaan kalau aku dalam keadaan terpojok saat ini.
“Banget…” jawabku dengan senyum manis. Ku lanjutkan lagi mengulum kontol kuda ini. Dengan mulut penuh penis, sesekali aku menoleh dan berusaha tersenyum ke arah Pak Maun hingga akhirnya ia menghentikan aktifitasku itu.
“Oke cukup, sekarang ayo coba kamu masukin tuh kontol ke memek kamu…” suruhnya. Aku lalu bangkit dan mencoba mencari posisi yang bagus. Tapi aku bingung harus bagaimana. “Pak bantuin dong…” ucapku manja.
“Hehe, ya udah, sini kamu berbaring di kursi” katanya menyuruhku berbaring di kursi kayu panjang di dekatnya. Dengan patuh aku menurutinya dan berbaring telentang di kursi ini. Ia lalu menarik kuda itu dan memposisikannya agar berada di atas tubuhku. Sekarang penis kuda yang super panjang dan gede ini berada tepat di depan vaginaku. Aku lalu mencoba mendekatkan memekku ke arah kontol kuda ini dibantu Pak Maun. Tidak mudah tentunya karena ukuran penisnya yang luar biasa besar.
“Susah Pak… gak masuk-masuk… gimana dong?” ujarku merengek kecewa. Ya, aku betul-betul kecewa karena aku memang ingin penis kuda itu masuk ke memekku sekarang.
“Sepertinya harus dikasih pemanasan dulu deh memeknya, hehehe” seringainya mesum.
“Pemanasan? pemanasan gimana Pak?” tanyaku pura-pura tidak tahu isi pikiran kotornya itu. Ia lalu menyuruhku bangkit, ia juga kemudian membuka celananya hingga memperlihatkan penis hitamnya yang sudah tegang. Benar dugaanku, dia ingin menikmati tubuhku!!
“Gak apa kan kalau saya bantu panasin? Hehe…” ujarnya mesum. Yah… aku juga tidak bisa berbuat banyak sekarang, mau tidak mau aku terpaksa mengikuti kemauannya ini. Akupun mengangguk setuju, memperbolehkan pria kampung tua ini menggenjot lubang kenikmatan milik gadis kuliahan yang cantik dan putih mulus ini di kandang kuda.
“Gitu dong… hakhakhak….” ujarnya tertawa menang. Sumpah deh, mendengar suara tertawaannya itu bikin aku kesal, sialan banget. Ia lalu menyuruhku menungging di lantai, sepertinya ia akan menyetubuhiku dari belakang dengan gaya anjing. Penisnya masuk perlahan ke vaginaku. Tubuhku dan tubuh pria tua kampung ini kini menyatu dalam persenggamaan. Akhirnya ada penis manusia lagi yang masuk ke memekku ini.
“Padahal tubuhnya bagus dan putih mulus gini, memeknya sempit lagi… tapi lebih suka kontol binatang… edan!! Hakhakhak…” komentarnya saat asik menyetubuhiku sambil tangannya keenakan meraba dan meremas bokongku dari belakang. Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya.
“Ayo, sambil diemut dong kontol kudanya…” suruhnya kemudian. Ku turuti perintanya, sekarang aku sedang digenjot oleh pria tua ini sambil mulut dan tanganku sibuk mengulum dan mengocok kontol kuda yang ada di depanku.
“Pak, jangan.. ngh.. kencang-kencang… sakit…” rintihku. Dia ternyata brutal amat menyetubuhiku. Hentakan pinggulnya yang kasar membuat kontol kuda yang ada di mulutku masuk semakin dalam. Berkali-kali aku tersedak dibuatnya.
Akhirnya setelah sekian lama menggenjotku, ku rasakan kontolnya mulai berdenyut-denyut di memekku. Gawat, aku lupa kalau kali ini penis manusia yang sedang mengentoti vaginaku, bisa hamil ntar aku kalau dia tumpahin pejunya di dalam.
“Cabut Pak!! jangan keluarin di-” “Crooottt… croooot” “…dalam” Ahhhhh…. terlambat. Salahku juga sih gak ngingetin dia dari tadi agar gak muncrat di dalam. Ia lalu mencabut penisnya, menepuk-nepuk batangnya sambil menyeka ujung penisnya yang terdapat sisa pejunya itu di pantatku. Ia pun duduk dengan tampang kepuasan di kursi.
Aku menatap kesal ke arahnya. Sialan banget nih tua bangka. Kalau aku hamil gimana coba? Masa aku harus punya anak dari seorang pria tua kampung sih?
“Kenapa? Gak suka yah Bapak muncrat di dalam? Ntar bapak jadi horni lagi lho ditatap seperti itu.. hakhakhak…” katanya membalas tatapanku. “Kalau Angel hamil gimana Pak?” kataku sambil bangkit berdiri dengan tetap memasang muka masam.
“Ya kamu tinggal di sini aja jadi istri bapak, hehehe” ujarnya santai. Maunya. Seenaknya aja kalau ngomong. “Ayo, sekarang kamu ngentot sama tuh kuda, udah cukup longgar tuh memek pastinya” suruhnya lagi.
Aku lalu kembali berbaring di kursi kayu tadi. Pak Maun lalu memposisikan penis kuda itu di depan vaginaku. Dengan sedikit usaha dan berkali-kali mencoba, akhirnya “jleb,” kontol kuda itu masuk juga ke dalam memekku.
“Ngmmhhhh… duh…” rintihku kesakitan karena ukuran penisnya yang besar. “Sakit yah?” tanyanya sok perhatian, ku balas dengan menggelengkan kepala sambil tersenyum manis padanya. “Gak papa Pak, lanjut aja” pintaku karena memang tidak sabaran lagi disetubuhi kuda, aku juga sudah sangat horni sekarang.
Sedikit demi sedikit kontol kuda itu masuk ke dalam vaginaku. Hingga ku rasakan ujung kontolnya itu mentok di ujung rahimku. Sungguh sesak rasanya bagian bawah tubuhku ini. Lama- kelamaan aku juga merasa semakin nikmat. Aku bahkan berusaha menggoyangkan tubuhku ke atas dan ke bawah berusaha membantu kontol kuda ini agar mengobok-obok memekku. Melihat aku yang sudah menguasai keadaan, Pak Maun lalu mundur menjauh, ia kini hanya menonton diriku yang sedang disetubuhi oleh kudanya ini.
Semakin lama adukan kontol kuda ini semakin cepat. Aku sampai berteriak kencang-kencang karena kena genjot kuda ini. Bagaimana tidak, ukurannya itu lho, gede.. yang pastinya nikmat banget. Apalagi aku melakukannya sambil disaksikan oleh orang lain begini, sensasinya sungguh luar biasa.
“Ahhhh… Iyaaaaa… terussss!!! entotin Angel!!! Nggmmhhh…. Yang kencaaaang... Ahhh.. kontoooolll!!” Racauku semakin menjadi-jadi disertai orgasme yang luar biasa hebat, aku tidak peduli lagi bila teriakanku ini bakal terdengar oleh orang-orang sekampung.
Ku lihat di sebelah sana Pak Maun mengocok penisnya sendiri sambil menyaksikan aku yang bersenggama hebat dengan kudanya. Sebuah pemandangan persenggamaan yang panas antara kuda jantan dan seorang gadis kuliahan yang cantik. Apalagi tubuhku sudah basah bermandikan keringat, yang tentunya makin menambah kesan seksi dan liar.
Aku lalu tersenyum manis pada Pak Maun, menandakan kalau aku memang tanpa paksaan merelakan vaginaku digenjot oleh kudanya ini. Ku tunjukkan ekspresi-ekspresi wajahku yang sange kenikmatan pada Pak Maun selama aku digenjot, bahkan mengedipkan mataku dengan nakal ke arahnya. Melihat tingkahku ini membuat dia tidak tahan dan “Croooot,” Pak Maun muncrat lagi di sana.
“Hehehe, luar biasa kamu ngentotnya, bapak sampai ngecrot gini” ujarnya memuji aksiku, aku malah tambah bergairah mendengar pujiannya itu.
“Ngmmh… makasih Pak… uhh” jawabku sambil tersenyum manis di sela-sela genjotan si kuda. Cukup lama juga aku disetubuhi oleh kuda ini, selama itu juga aku sudah meraih berkali-kali orgasme. Hingga akhirnya tiba waktunya kontolnya itu untuk memuntahkan benihnya ke dalam memekku.
“Croooottttttttttzzzz” sungguh banyak dan deras sekali, bahkan sampai meluber kemana-mana dan tumpah ke lantai. Saat dia ejakulasi aku lagi-lagi orgasme untuk kesekian kalinya. Rahimku kini penuh dengan peju kuda. Aku harap sperma kuda yang banyak ini bisa membunuh spermanya Pak Maun tadi.
Tubuhku betul-betul merasa lemas sekarang, tulangku rasanya mau copot semua. Pak Maun sepertinya mengerti dan menyuruhku beristirahat.
“Sini duduk dulu... Nih minum, pasti capek kan?” tawarnya memberikan ku segelas air. “Nghh.. iya, makasih pak” ujarku tersenyuman manis dengan nafas masih ngos-ngosan menerima air darinya. Langsung saja ku habiskan air itu.
“Selain kuda kamu pasti juga pernah ngentot dengan yang lain juga kan?” tanyanya ingin tahu. “Iya Pak, sama anjing di rumahnya Angel, dua ekor” jawabku terus terang, gak ada yang perlu disembunyikan lagi sekarang.
“Hahaha.. ternyata kamu lacur banget yah… gak nyangka bapak kalau cewek cantik seperti kamu malah ngasih memeknya ke hewan-hewan” ujarnya, aku hanya tersenyum kecil mendengar ucapannya yang sebenarnya melecehkan itu. Tapi memang begitulah kenyataannya. Aku sudah seperti pelacurnya para binatang.
“Tapi Bapak janji kan gak bakal ngasih tahu teman-teman Angel?” tanyaku memastikan janjinya tadi. “Oke, tenang saja” “Ya udah Pak, Angel mau balik dulu…” kataku bangkit dari tempat duduk.
“Loh? Udah mau balik saja? masih banyak tuh kuda-kuda yang lain, hehehe” “Angel udah capek nih Pak, gak kuat lagi” “Hahaha, ya sudah… terserah kamu, sana pakai baju kamu dan balik”
“Nngg… Angel gak bawa baju Pak…” “Hah? Kamu telanjang bulat ke sini?” tanyanya terkejut. Aku hanya mengangguk kecil sambil senyum-senyum.
“Hahaha, betul-betul lacur… Ya sudah balik sana… Tapi besok malam ke sini lagi yah… hehehe… Bapak buatin jamu nanti biar gak cepat capek”
“Iya Pak… Angel balik dulu yah Pak” kataku pamit, dia hanya mengangguk. Dengan tubuh telanjang bulat aku lalu berlari menuju pondokan. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja ku lalui malam ini, akhirnya aku ngentot dengan kuda. Sherly pasti iri nih sama aku, hihihi. Esoknya, akupun mengabari Sherly tentang apa yang terjadi tadi malam.
“…Sher, kamu tahu nggak?” “Apa kak?” “Kakak semalam ngerasain ngentot dengan kuda lho… hihihi”
“Hah?? Ih… kak Angel curang ih gak ngajak-ngajak…” rengeknya manja. “Hihihi, kapan-kapan kakak ajak deh kamu ke sini, tenang aja deh…” “Janji yah kak…” “Iya…”
“Gimana kak rasanya, gimana?” tanyanya antusias. “Enak deh pokoknya, gede banget…” “Nggghhh… pengeeeen…..” ujar Sherly manja. “Kapan-kapan yah sayang… hihihi”
Sejak malam itu, aku selalu di suruh ke tempatnya Pak Maun setiap malam. Sebenarnya tanpa di suruhpun aku pasti akan kembali lagi ke sana. Aku jadi ketagihan sih dientotin kuda, hehe. Aku juga masih tetap tidak mengenakan apa-apa di tubuhku saat berangkat dari sini menuju ke tempatnya Pak Maun, karena rasanya sensasional banget. Dengan bantuan jamu yang diberikan Pak Maun, aku kini bisa berkali-kali bersetubuh dengan kuda-kuda disana. Kadang Pak Maun juga ikut-ikutan mengentotiku, tapi ia lebih suka hanya duduk saja memperhatikan. Sepertinya ia sangat suka melihat gadis cantik sepertiku disetubuhi oleh hewan-hewan peliharaannya, senang sekali dia mendengar aku yang merintih manja dan menjerit-jerit kenikmatan disetubuhi oleh mereka. Aku bahkan dengan senang hati mengiyakan saat ia memintaku untuk ngentot dengan anjing-anjingnya Pak Maun yang berjumlah lima ekor itu. Untung saja sampai sekarang Pak Maun memegang janjinya untuk tidak bicara macam-macam pada teman-temanku.
Hmm… Baru dua minggu aku KKN, dan masih sekitar sebulan lagi aku berada di sini. Aku penasaran apa yang akan terjadi hari-hari selanjutnya…
No comments:
Post a Comment